Meet the Director of Dioma Malang
Aku baru aja pulang dari penerbit Dioma Malang. Aku berharap karkayu dapat diterbitkan. Walaupun lokal itu nggak masalah buat aku. Aku nggak mengharapkan royalti yang bakal aku dapat. Aku cuman ingin menghasilkan sebuah karya. Karya yang sudah aku sipan hampir 5 tahun lamanya. Karena apa. aku nggak berani untuk mengirimkan karyaku ke penerbit. Pernah 2 kali aku kirim naskahku ke penerbit di Jogjakarta. 1 ditolak lalu dikembalikan. Lalu yang 1 nggak mendapat tanggapan. Lalu aku membuat sebuah cerita lagi dan aku membuatnya waktu kelas 2 SMP. Berulangkali aku revisi hingga menurutku aku telah menghasilkan sebuah karya yang cukup bagus. Dan aku ingin sekali karyaku yang ini diterbitkan. Ternyata dunia penerbitan tidak seperti yang aku kira. Banyak hal yang harus diperhatikan. Apalagi banyaknya penerbit novel - novel yang baru dan segar. Jadi novel yang biasa saja tidak akan mungkn bisa terbit. Maka dari itu aku berusaha sekeras mungkin agar karya yang aku buat ini layak untuk diterbitkan. Setelah Dioma nggak mampu menerbitkan novelku dengan biaya penerbitan. Aku memutuskan untuk mengirim naskahku ke Gagas Media. Sebenarnya bisa diterbitkan di Dioma. Tapi harus biaya sendiri. Gila aja. Itu banyak banget. 3000 eksemplar bisa mencapai 75juta tapi tersebar seIndonesia. Aku mendapat semangat lagi dari Bapak Herman Kosasi. Terimakasih Pak yang sudah membagi sedikit ilmunya untuk saya bagaimana agar saya bisa menerbitkan sebuah buku. Dari hunting di toko buku dan melihat pasaran mana yang akan laku. Membandingkan Best Seller, New Release dan semacamnya. Menerbitkan buku nggak segampang yang aku pikirkan. Apalagi aku baru pertama kali berkecimpung di dunia penerbitam. Dan Pak Herman bilang, aku sudah bagus datang ke Dioma. Dan aku pikir memang itu nggak sia - sia. Karena Pak Herman bilang, memulai langkah awal itu yang susah. Dan aku sudah mencoba langkah awal itu. Yaitu datang ke penerbit dan bertemu dengan pimpinan redaksinya langsung. Woww itu bener - bener membanggakan buat aku. Mungkin banyak anak juga bermimpi bisa menerbitkan novel tapi nggak tahu gimana caranya. Aku dulu sempat menyerah. Tapi aku terus berusaha. Ini keinginanku dan aku harus bisa mewujudkan keinginanku. Sekali lagi aku tidak mengharapkan royalti atau tidak mempermasalahkan royalti. Tetapi, aku ingin karyaku dibaca semua orang. Dan aku ingin karyaku dihargai oleh semua orang. Karena aku ingin buktikan, kalau aku juga mampu.
Komentar
Posting Komentar